Minggu, 22 September 2013

Menumpang @nebengers, memecah kebekuan diantara kemacetan

Proseleb.com – Ditengah kontroversi soal mobil murah yang direncanakan berbanderol harga70 an juta dan kenaikan bahan bakar minyak yang selalu terjadi setiap tahun, sekelompok anak muda menginisiasi gerakan untuk mengatasi kemacetan, hemat energi dan alasan lain yang sungguh masuk akal. Gerakan ini sebetulnya bukanlah hal baru, di Jerman misalnya ada aktifitas yang dikenal sebagai Mitfhargelagenheit sebagai cara memperingan anggaran bensin yang sangat mahal manakala pemilik kendaraan akan berpergian dan menempuh jarak jauh

Bermula dari keprihatinan seorang Andreas Aditya Swati atas keadaan banyaknya orang yang menunggu kedatangan angkutan umum dan terpaksa tidak jadi naik kendaraan itu karena penuh sesak, sementara ia juga melihat kontradiksi karena disaat yang sama begitu banyak mobil hanya berpenumpang satu orang

Akhirnya pada tanggal 7 Desember 2011 Andreas menghidupkan @nebengers dengan visi bahwa @nebengers bisa menjadi gerakan sosial mengajak orang mengurangi kemacetan dengan memberikan tumpangan serta mengembangkan interaksi sosial.

Mulanya Andreas hanya mengurus @nebengers seorang diri namun kemudian diperkuat oleh Stefany Putri yang menyumbangkan ide hastag #BeriTebengan dan #CariTebengan. Selanjutnya Putri Sentanu membantu dalam pengembangan @nebengers yang kini memiliki hastag #TeamDistrik yang tiap distriknya dipimpin oleh seorang koordinator yang dinamai Lurah.

Persoalan kemanan di Ibukota yang dikenal lebih kejam dari pada ibu tiri juga menjadi perhatian oelh karena itu diciptakan  sistem untuk memantau setiap kegiatan tebeng menebeng. @nebengers mewajibkan semua orang yang menyediakan tumpagan serta menumpang mengikutsertakan @nebengers dalam setiap percakapan mereka sebagai langkau untuk memantau aktifitas mereka.
Karena dirasa perlu untuk verifikasi penebeng ataupun pemberi tebengan? Nebengers mengorganisir pertemuan yang dikenal dengan nama Kopdar alias kopi darat. Biasanya nebengers mengorganisir beberapa event kopdar dalam setahun, selanjutnya karena ide tumpang menumpang ini berkembang ke kota besar lainnya akhirnya banyak juga kopi darat yang laksanakan sendiri oleh lurah maupun warga dilingkup distrik yang dikoordinirnya.
Terbantukah kota besar dengan aktifitas ini? Jawabannya...tentu saja (azy)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More